Hari Selasa (2/1) pagi, pesawat diberitakan diberbagai media bahwa telah ditemukan di Matangnga, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Diperoleh juga informasi, sebanyak 12 penumpang selamat dan 90 orang tewas. Informasi yang tidak jelas ini sempat dirilis oleh Komandan Lanud Hasanudin Marsekal Pertama Eddy Suyanto. Namun, setelah dicek langsung ke pegunungan Matangnga, tidak ditemukan bangkai pesawat maupun korban. Dan tak seorang pun bertanggung jawab atas informasi yang menyesatkan tersebut. Pencarian kemudian dilanjutkan ke tiga lokasi baru yakni Selat Makassar, Majene, dan pegunungan Rantepao Tanah Toraja.
Hingga sekarang, belum diketahui apa penyebab pasti kecelakaan ini. Sebagian besar menyebut cuaca buruk sebagai penyebab utama. Namun, saat kontak terakhir, pesawat berada di ketinggian 32.000 kaki alias berada di atas awan. Pesawat baru akan turun dari atas awan menjelang pendaratan. Pertanyaannya mengapa pesawat bisa turun secara tiba-tiba dari ketinggian aman tersebut sementara belum memasuki wilayah Sulawesi Utara?
Keganjilan ini juga disampaikan pengamat penerbangan Dudi Sudibyo dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi. Dia mengatakan, cuaca buruk bukan satu-satunya kemungkinan yang menyebabkan kecelakaan. Kita tentu berharap dan berdoa pesawat Adam Air dapat segera ditemukan dan seluruh penumpangnya dalam keadaan selamat agar dapat bertemu dengan sanak keluarganya.
Rabu (3/1) Sebanyak empat kapal perang TNI AL yang didalamnya juga terdapat anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan penyelam, hari ini dikerahkan ke perairan sekitar Sulawesi untuk mencari pesawat Adam Air yang hilang sejak Senin lalu.
"KRI Fatahillah yang dalam beberapa hari ini dikerahkan mencari ratusan korban tenggelamnya KM Senopati Nusantara diperintahkan ke utara untuk mencari Adam Air. Di KRI itu kebetulan ada Kopaska dan penyelam TNI AL," kata Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful, di Surabaya, Kamis (4/1).
Menurut Toni, kapal lainnya adalah KRI Ajak dan KRI Pulau Rupat, sedangkan satu kapal lainnya, ia mengaku belum tahu namanya. Kapal-kapal itu dilengkapi dengan peralatan sonar yang diharapkan bisa melacak keberadaan pesawat Adam Air jika memang betul jatuh di laut. "Pokoknya keempat kapal itu melakukan pencarian di perairan yang menjadi lintasan pesawat Adam Air. Selain kapal perang, TNI AL juga mengerahkan tiga pesawat Cassa untuk melakukan pencarian," ujarnya.
Selain membawa banyak warga sipil, Adam Air jurusan Jakarta-Surabaya-Manado itu juga membawa lima anggota TNI AL. Mereka adalah Wakil Komandan Lantamal VIII Manado, Kolonel Laut (P) Bambang Supriyanto. Ikut dalam penerbangan itu Asisten Perencanaan (Asrena) Lantamal VIII Manado Letkol Laut (S) Bambang Mardiyanto, Kepala Satuan Komunikasi Lantamal Manado, Lettu Syamsuri dan dua anggota Lantamal lainnya, yakni Letda Pasaribu, dan Kelasi Kepala Syamsul Arifin.
Pencarian Mulai Mendapatkan Hasil
Jadi apa gunanya banyak-banyak ada tim pencari toh yang dapat juga masyarakat biasa. Padahal tidak kecil biaya pemerintah untuk mengerahkan bantuan tersebut. mendingan diserahin aja duitnya buat nelayan untuk kesejahteraan hidupnya. Hitung-hitung buat kesejahteraan masyarakat dari pada di korupsi, he he he.
Ini tampaknya pelajaran dari Tuhan agar manusia tidak "takabur"! belum melihat langsung lokasi pesawat, eh malah sudah diumumkan (Selasa, 2/1) dengan gagahnya seolah telah melihat langsung dengan "mata kepala". Itulah ciri pemerintahan kita yang sukanya ABS aja, supaya disayang "atasan" dan bisa cepat naik pangkat.
No comments:
Post a Comment